DETERMINAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KABUPATEN ENREKANG
ECONOMIC DETERMINANTS GROWTH OF ENREKANG REGENCY
Wardihan Sabar.1, Muhammad Yunus Zain.2, Abd. Rahman Razak 3
Ekonomi
Perencanaan dan Pembangunan
Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi:
Wardihan Sabar
Jln. Daeng Tata
III/25
Makassar, 90245
Tlp. (0411)888932
Hp. 085215208206
Email: wardihan.sabar@gmail.com
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan menganalisis pengaruh Pendidikan, Kesempatan Kerja, Belanja
Modal, dan Investasi Swasta terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Enrekang.
Penelitian ini bersifat deskptif. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu
(time series) tahun 2001-2010. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisa regresi
linear berganda melalui metode kuadrat terkecil yaitu Method Ordinary Least
Square” (OLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Pendidikan, Kesempatan Kerja, Belanja Modal dan Investasi Swasta memiliki
hubungan yang sangat kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Enrekang. Secara parsial hanya variabel Investasi Swasta yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Enrekang. Perkembangan
perekonomian dan Perkembangan investasi swasta di Kabupaten Enrekang perlu
mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah, karena investasi swasta
memberikan peranan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kata
kunci: Pertumbuhan ekonomi, Pendidikan,
Kesempatan Kerja, Belanja Modal, dan Investasi Swasta
Abstract
The
aim of the research was to analyze the
influence of Education, Employment,
Capital Expenditure, and Private Investment on Economic
Growth of Enrekang Regency.
The reasearch was employing time-series data of 2001-2010 and multiple linear
regression analysis with ordinary least square (OLS).The result of the research
indicated that the variables of education, employment opportunity, capital spending and private investment have very
strong correlation in supporting economic growth in Enrekang Regency.
Partially, however, only private investment has significant influence on
economic growth of Enrekang Regency. In economic of Enrekang Regency, the
private invesement development needs serious attention of regional government,
because it has a strong role in supporting economic growth.
Keywords: economic growth, education, employment, capital spending, private investment.
HASIL
Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan hasil olah data, maka
diperoleh Koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,959. Kesalahan baku estimasi (Std. error of the estimate) menunjukkan tingkat kesalahan dalam
analisis ini yaitu sebesar 0,043. Persamaan regresi
yang diperoleh adalah
Y = {3, 978 + 1,102X1 + 0,233X2 + 0,074X3 + 0,163X4 + e}
Nilai
thitung pada variabel Pendidikan terhadap PDRB Kabupaten Enrekang
adalah 0,901 dengan taraf signifikan yang diperoleh adalah 0,409. koefisien arah regresi (β1) sebesar 1,024.
Nilai
thitung pada variabel Kesempatan Kerja terhadap PDRB Kabupaten
Enrekang adalah 0,789 dengan dan taraf signifikan t yang diperoleh adalah 0,466, koefisien arah regresi (β2) sebesar 0,233.
Nilai t hitung pada Belanja modal terhadap PDRB Kabupaten Enrekang
adalah 1,137 dengan dan taraf signifikan
t yang diperoleh adalah 0,307, koefisien
arah regresi (β3) sebesar 0,074. Nilai t hitung pada
variabel Investasi Swasta terhadap PDRB Kabupaten Enrekang adalah 2,734 dengan
dan taraf signifikan t yang diperoleh
adalah 0,041. Nilai koefisien
arah regresi Investasi Swasta (β4) sebesar 0,163. (Tabel 3.)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil olah data pada Tabel 3, tampak bahwa
variabel pendidikan, kesempatan kerja, belanja modal, dan investasi swasta
memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Enrekang.
Analisis dan Implikasi Pengaruh Investasi Swasta Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Enrekang.
Temuan penelitian
ini
menunjukan bahwa Investasi Swasta
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Enrekang. Temuan ini sejalan
dengan hasil penelitian Khairil Anwar (2011) bahwa investasi swasta
berpengaruh positif dan siginfikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai Investasi
Swasta (Value Of Investment) yang
terus mengalami peningkatan selama kurun
waktu 2001-2010, membawa implikasi yang singnifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Enrekang. Hal ini berarti bahwa perhatian pemerintah
terhadap pengembangan investasi swasta
memberikan ekspektasi yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Enrekang.
Dalam hal peningkatan volume investasi
swasta di Kabupaten Enrekang sangat erat kaitannya dengan peningkatan investasi
pemerintah melalui belanja modal dalam rangka peningkatan kualitas
infrastruktur yang menjadi daya tari investasi swasta. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Todaro (2003), yang menyatakan bahwa investasi publik yang
dilakukan oleh pemerintah terutama yang menyangkut kepentingan orang banyak,
seperti dalam bidang; pembangunan jalan raya, proyek pembangkit tenaga listrik,
air bersih dan pengairan/irigasi akan mendorong peningkatan investasi swasta di
masa yang akan datang. Penyediaan investasi publik tersebut, dapat mendorong
iklim investasi serta membantu memperlancar produksi, perdagangan dan dunia
usaha.
Kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. peranan investasi dalam proses
pertumbuhan ekonomi memiliki peran ganda yaitu Menciptakan pendapatan, dan
Memperbesar kapasitas produksi prekonomian dengan cara meningkatkan stok
capital (Sukirno 2000).
Kedua hal ini sebagai dampak dari
adanya permintaan dan penawaran investasi. Karena itu selama investasi
berlangsung, pendapatan nyata dan output akan
senantiasa membesar. Namun demikian, untuk mempertahan tingkat ekuilibirium
pendapatan pada tingkat full employment dari tahun ke tahun, baik pendapatan
nyata maupun output tersebut, keduanya harus meningkat dalam laju yang sama
pada saat kapasitas modal meningkat.
Karena kalau tidak, setiap perbedaan keduanya akan menimbulkan kelebihan
kapasitas modal meningkat. Karena kalau tidak, setiap perbedaan keduanya akan
menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang menganggur. Hal ini
memaksa para investor membatasi pengeluaran investasinya sehingga pada ahirnya akan berpengaruh buruk pada perekonomian
yaitu berupa menurunnya pendapatan dan pekerjaan pada periode berikutnya.
Analisis dan Implikasi Pengaruh Pendidikan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan
temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Enrekang. tidak dapat dipungkir adanya indikator
lainnya yang bias digunakan dalam melihat efektivitas penyelenggaraan di
sektor pendidikan selain indikator angka
melek huruf (AHM). Indikator output sektor pendidikan selain angka melek huruf,
juga dapat diliat dari rata-rata lama sekolah, dan pendidikan tertinggi yang di
tamatkan. Dalam perhitungan indeks pembangunan manusia, angka melek huruf
digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan manusia di bidang
pendidikan. Indikator angka melek huruf ini memiliki bobot dua kali lebih besar
dari pada rata-rata lama sekolah.
Berdasarkan
gambaran dan kecenderungan terhadap jenjang pendidikan yang ditamatkan, dapat
dilihat bahwa indikasi keterbatasan akses masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut
berdampak pada sulitnya akselerasi perubahan teknologi dan perkembangan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan masyarakat. Demikian pula halnya jika dikaitkan
dengan aktivitas sebagian besar masyarakat di Kabupaten Enrekang selama tahun
2001-2010 yang masih mengandalkan sektor pertanian tradisional, tentunya
berdampak pada produktivitas sektor pertanian dan sektor lainnya yang terus
mengalami penurunan selama periode tersebut. Penurunan produktivitas
sektor-sektor ekonomi berarti pula penurunan total output, dan pada giliranya
berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Enrekang
Pentingnya
peranan sektor pendidikan dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, merupakan salah satu kunci keberhasilan
pembangunan multisektor di suatu daerah. Hal ini berarti bahwa penekanan
kebijakan pembangunan sektor pendidikan di Kabupaten Enrekang tidak hanya
terkait pemerataan infrastruktur pendidikan, namun yang terpenting adalah
kebijakan yang diterapkan lebih menekankan pada pengendalian kualitas/mutu
sektor pendidikan.
Hubungan
investasi sumber daya manusia (pendidikan) dengan pertumbuhan ekonomi merupakan
dua mata rantai. Namun demikian, pertumbuhan tidak akan bisa tumbuh dengan baik
jika tidak ada program yang jelas tentang peningkatan mutu pendidikan dan
program ekonomi yang jelas.
Analisis dan
Implikasi Pengaruh Kesempatan Kerja Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Enrekang.
Kesempatan
Kerja di Kabupaten Enrekang belum mampu memberikan peranan yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh karena kesempatan kerja
yang tercipta selama kurun waktu 2001-2010 masih didominasi oleh sektor
pertanian. sehingga sebagian besar penduduk kabupaten enrekang terutama yang
berprofesi sebagai petani ataupun buruh tani masih menggantunggkan diri pada
musim panen, cuaca, dan permintaan pasar terhadap hasil produksi pertanian
mereka.
Dalam hal
penyerapan tenaga kerja
sektor pertanian cenderung membutuhkan
tenaga kerja yang
jumlahnya berfluktuatif.
Kebutuhan tenaga kerja yang demikian disebabkan pada musim tanam dan musim
panen kebutuhan akan tenaga kerja sangat besar, sedang antara keduanya
kebutuhan akan tenaga kerja sangat kecil. Hal ini menyebabkan adanya
pengangguran terselubung yang berimplikasi
terhadap produktivitas yang tidak
termanfaatkan secara makslmal. Tetapi walaupun
demikian sektor pertanian
tetap merupakan sektor yang dominan
dalam hal penyerapan tenaga
kerja dikarenakan banyak SDM pertanian yang
tetap bertahan di sektor pertanian
walau banyak permasalahan
yang dihadapi sektor pertanian.
Persoalan penting lainnya yang perlu
untuk mendapatkan perhatian Pemerintah
Kabupaten Enrekang adalah Ketidakseimbangan yang terdapat
didalam struktur pasar tenaga kerja, baik dari segi ketrampilan maupun dari segi
daerah. Sistim pendidikan dan latihan tenaga yang dipandang
dari segi kebutuhan pembangunan kurang sesuai baik dari
segi jumlah maupun dari segi keahlian dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam
pembangunan; sehingga disatu pihak dirasakan kekurangan tenaga
terdidik untuk bidang tertentu tetapi di lain pihak terdapat kelebihan tenaga
terdidik.
Perluasan
kesempatan kerja merupakan salah satu masalah utama oleh karena
eratnya hubungan kesempatan kerja dengan masalah lain dalam
pembangunan. Perluasan kesempatan kerja produktif sekaligus akan meningkatkan produksi, lebih
meratakan pendapatan dan meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam
pembangunan. Masalah perluasan kesempatan kerja juga erat
hubungannya dengan pembinaan pengusaha kecil. oleh karena
itu cara pendekatan yang ditempuh di dalam pemecahan masalah kesempatan kerja adalah mengintegrasikan aspek kesempatan kerja dengan semua kegiatan
pembangunan. Hal ini berarti bahwa
setiap program dan proyek pembangunan diarahkan
agar bersifat padat karya sejauh mungkin. Pilihan produk yang ingin dihasilkan dan pilihan teknik
produksi lebih diorientasikan kepada penggunaan dan pemanfaatan tenaga manusia.
Analisis dan
Implikasi Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Enrekang.
Hasil
temuan dalam penelitian ini, diketahui bahwa Belanja modal tidak berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Enrekang. Berkaitan dengan
pelayanan publik, alokasi belanja modal merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan karena akan meningkatkan produktivitas perekonomian daerah. Semakin
banyak belanja modal semakin tinggi pula
produktivitas perekonomian daerah, karena belanja modal berupa
infrastruktur jelas berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan
kerja. dengan tersedianya infrastrutur yang baik diharapkan akan menciptakan
efisiensi dan efektifitas diberbagai sektor, produktivitas masyarakat
diharapkan akan semakin tinggi, dan pada gilirannya terjadi peningkatan
pertumbuhan ekonomi.
Rendahnya
realisasi belanja modal berakibat pada mandeknya berbagai pembangunan, terutama
infrastruktur. Semakin baik penyerapan APBN/APBD terutama belanja modal,
semakin baik pula infrastruktur, iklim investasi, dan distribusi sumber
pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat memperkuat konsumsi domestik sebagai pilar
ekonomi Suryana, (2000).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Samarai, S. (2002). The Changing Distribution of Public
Education Expenditure in Malawi. Africa Region Working Paper Series 29.
Anwar, Khairil. (2011). Analisis determinan pertumbuhan ekonomi dan
Kebutuhan Investasi di kabupaten maros. Jurnal ekonomi perencanaan
pembangunan. PPS Unhas
Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. (2010).
Produk Domestik Regional Bruto &
indikator Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/kota Provinsi Sulawesi selatan. BPS
Sul-Sel.
Bati. (2009). Pengaruh Belanja
Modal, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Tesis Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. USU Repository.
Enkrekang Dalam Angka. (2010). Produk Domestik Regional Bruto. Katalog
BPS : 1102001.7316. BPS. Kabupaten
Enrekang.
Ida Bagus Raka
Surya Atmaja, (2001). Peranan Investasi
Swasta, Investasi Sektor publik dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan
GDP di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 15, No.2
Jhingan, ML, (1999), Ekonomi
Pembangunan dan Perencanaan,
diterjemahkan oleh D.Guritno, Edisi ke tujuh, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Johnson,
(2011). Human Capital Development and
Economic Growth in Nigeria. European Journal of Bussines and management.
Vol. 3, No.9.
Kim, Sung Tai. (1997). “The Role of Local Public Sectors in Regional
Growth in Korea”, Asian Economic Journal, Vol. 11 No. 21, 155-168.
Mankiw, N.Gregory. (2002).Teori Makro Ekonomi.Ed.4, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Perkins, (2001). Economic of development. Firth Edition, New York, London.
Robert St, Hong Zuang. (2010). Determinats of Economic Growth, Evidance
from American Countries. International Bussiness & Economics Research
Journal. Volume 9, No.5.
.
Sukirno, Sadono. (2000). Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran
Dari Klasik Hingga Keynesian Baru.
Raja Grafindo Pustaka.
Suryana, (2000). Ekonomi
Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Empat Edisi Pertama, Penerbit
Salemba.
Todaro, Michael P, (2000), Economic
Development, Seventh Edition, New York University.
Tarigan, Robinson. (2005).
Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo, Tri. (2006). Perencanaan Pembangunan. Aplikasi Komputer
(era Otonomi Daerah). Yogyakarta UPP STIM YKPN.
2. LOGARITMA NATURAL (LN) VARIABEL
PENELITIAN
Tahun
|
PDRB
|
Pendidikan
(AMH)
|
Kesempatan Kerja
|
Belanja Modal
|
Investasi Swasta
|
2001
|
13.0564
|
4.4385
|
11.2217
|
10.2538
|
8.2385
|
2002
|
13.1068
|
4.4462
|
11.2569
|
10.5649
|
8.3052
|
2003
|
13.1581
|
4.4170
|
11.3408
|
10.6802
|
8.3984
|
2004
|
13.2102
|
4.4375
|
11.3134
|
10.7576
|
8.9321
|
2005
|
13.2675
|
4.4606
|
11.3648
|
10.8327
|
9.0653
|
2006
|
13.3046
|
4.4708
|
11.2169
|
10.9187
|
9.1532
|
2007
|
13.3544
|
4.4971
|
11.3756
|
11.3365
|
9.2892
|
2008
|
13.4173
|
4.5101
|
11.3882
|
11.8395
|
9.0899
|
2009
|
13.4815
|
4.5036
|
11.4437
|
12.1291
|
9.4628
|
2010
|
13.5302
|
4.5047
|
11.4205
|
11.5219
|
9.4919
|
Sumber : Olah data Logaritma
Natural (LogN). 2012
Tabel 3. Hasil
Analisis Regresi Linear Berganda,
Variabel
|
Β
|
Sig_F
|
t-hitung
|
Sig
|
Angka Melek Huruf (X1)
Kesempatan Kerja (X2)
Belanja Modal (X3)
Investasi Swasta (X4)
|
1,024
0,233
0,074
0,163
|
0,001
|
0,901
0,789
1,137
2,734
|
0,409
0,466
0,307
0,041
|
R
|
.979a
|
|||
R Square (R2)
|
.959
|
|||
Intercept (β0)
|
3,798
|
|||
F hitung
|
29,065
|
|||
Sampe (n)
|
10
|
|||
Taraf signifikan (α)
|
0,05
|
a. Predictors:
(Constant), InvestasiSwasta, AngkatanKerja, Pendidikan, BelanjaModal
b.
Dependent Variable: PDRB
Sumber: Olah Data SPSS17,00 For Windows. 2012